
Mungkin bisa dibilang ini merupakan panekuk (pancake) Sunda tradisional. Bahan yang digunakan memang hampir sama. Kue ini dibuat dari tepung, tapi biasanya mereka menggunakan tepung beras. Kemudian dicampur dengan santan. Cara memasaknya adalah dengan menuangkan bahan-bahan ke dalam mangkuk tanah liat, kemudian dipanaskan di atas tungku tradisional. Bahan bakar yang mereka gunakan untuk membuat api biasanya menggunakan batu bara. Jika tidak, mereka juga suka menggunakan kayu bakar (biasanya diambil dari warung sebelah yang sudah bangkrut!)
Sejauh ini, menurut Anda apakah sudah mirip pancake? Mungkin, perbedaan lainnya terletak pada pilihan topping. Untuk yang gurih, biasanya digunakan campuran oncom dan cabai. Tapi Anda juga dapat mencoba yang manis dengan cara menuangkan gula merah cair atau bahasa Sundanya, kinca. Terdengar lezat? Jadi, di mana Anda dapat menemukan serabi di Bandung?
Jika Anda suka bangun pagi, Anda dapat dengan mudah menemukannya di beberapa titik persimpangan terdekat di mana Anda tinggal. Anda dapat bangun di pagi hari dan melakukan lari pagi atau jogging, kemudian membeli sarapan surabi untuk pulang. Di tempat di mana saya tinggal, saya dapat menemukannya di perempatan Gegerkalong (di jalan Setiabudi), di pasar Gegerkalong, atau di Sukajadi Atas (bagian atas jalan Sukajadi). Tetapi di Bandung, surabi juga hadir dalam topping yang lebih moderen.
Kalau Anda ingin yang rasanya lebih modern, di jalan Setiabudi ada muncul penjual surabi terkenal yang cukup kreatif untuk membuat berbagai jenis topping non-tradisional. Contohnya keju. Anda dapat memilih surabi dengan topping keju, atau cokelat, atau bahkan selai strawberry. Beberapa menu juga menawarkan surabi dengan potongan pisang, dan jenis topping lainnya yang dapat Anda pikirkan. Jika Anda tertarik dengan jenis surabi yang satu ini, silakan datang ke Surabi Enhaii!
Nama Surabi Enhaii ini diambil dari nama sekolah pariwisata yang terkenal di mana penjual membuka kios di depan universitas ini. Anehnya, Surabi Enhaii ini menjadi terkenal karena warga Kota Bandung, dan banyak anak muda yang tergantung di sini. Saya rasa mereka tidak datang ke sini hanya untuk surabi, mereka juga datang ke sini untuk melihat pengunjung. Mencoba untuk mencari pacar baru atau pacar.